Macam - Macam Permainan
1. Action Games
Anak-anak menirukan gerakan yang disebutkan dalam cerita. Misalnya untuk cerita The Very Hungry Caterpillar (lihat lampiran untuk teks lengkap dan saksikan dalam seminar bentuk fisik bukunya) karangan Eric Carle (bisa di-download dari website pribadi Eric Carle), kita bisa mereviu kembali siklus metamorfosis kupu-kupu dengan melakukan hal berikut ini:
Telur: suruh anak-anak memegang lutut mereka dan jongkok serta melingkarkan tubuh mereka seakan-akan mereka adalah telur.
Ulat: bergerak-geraklah dan menggeliut seperti ulat.
Kepompong: merangkak menuju sleeping bag (atau kalau tidak ada bisa diganti dengan sarung) dilengkapi dengan berbagai macam kain berwarna-warni.
Kupu-kupu: anak-anak muncul dari dalam sarung tersebut dengan mengibas-ngibaskan kain-kain berwarna-warni tersebut seakan-akan mereka adalah kupu-kupu yang baru saja menetas dari kepompong.
2. What’s missing?
Permainan ini dapat digunakan untuk menghapalkan kosakata yang baru saja dipelajari/disebutkan dalam cerita namun tidak dengan „menghapal tradisional‟. Caranya adalah dengan menggunakan gambar yang ditempelkan pada papan tulis. Jumlah gambarnya bisa disesuaikan dengan jumlah siswa tapi sebaiknya batasi sampai dengan 10 gambar. Mintalah anak-anak untuk melihat gambar-gambar tersebut dan berusaha mengingatnya kemudian minta mereka menutup mata sementara itu ambillah beberapa gambar di papan. Kemudian minta mereka untuk membuka mata kembali dan menyebutkan apa yang hilang. Tanyakan “What‟s missing?” pada salah satu anakkemudian ajukan pertanyaan lanjutan dengan “Is he or she right?” Apabila jumlah siswa dalam kelas banyak maka mereka bisa dibagi dalam dua kelompok dan lakukan prosedur seperti di atas secara bergantian oleh tim-tim tersebut. Setiap kali seorang anak dari sebuah tim menjawab dengan benar maka tim tersebut mendapat poin.
3. Simon says
Gambar-gambar yang tadi dibuat untuk permainan di atas (2) bisa dipakai pula untuk permainan ini. Caranya: “Simon says show me a plum!” “Simon says put the plum down‟” “Simon says put the oranges in the basket”
4. Hide and Seek
Seorang anak diminta untuk meninggalkan kelas sementara yang lainnya menyembunyikan sebuah barang. Kemudian anak tersebut diminta kembali dan menerka di mana barang tersebut disembunyikan. Contoh: “Is it under the table?” Kegiatan ini bisa digunakan untuk melatih penggunaan preposition dan kata benda (noun).
5. Miming
Seorang anak dapat memperagakan seekor binatang, pekerjaan, atau apa saja yang dia pilih, teman-teman lain harus menerka apa yang sedang mereka peragakan tersebut. Contoh: “Is it …..?” “Are you a ….?”
6. bingo
siapkan gambar dan gantungkan pada papan. Kemudian siapkan grid (tabel berisi 9 kotak/3X3). Mintalah anak-anak untuk memilih beberapa gambar yang digantung pada papan tadi dalam kotak yang sudah disiapkan tadi. Satu kotak satu gambar berbeda. Setelah siap, tunjuk salah satu gambar di papan sercara acak dan katakanlah “This is a….”. mintalah anak-anak untuk melihat tabel mereka dan jika mereka memiliki gambar tersebut maka mereka harus mengatakan “I‟ve got a…” kemudian menutup kotak tersebut dengan kertas/dadu/dll. Anak yang berhasil menutup seluruh kotaknya adalah pemenang permainan Bingo ini.
7. Whisper race
Anak-anak dibagi ke dalam beberapa tim. Salah satu anak dari setiap tim diberi daftar kata-kata yang harus mereka hapalkan kemudian whisper (berbisik) pada teman di belakangnya kata-kata tersebut. Kemudian anak berikutnya harus melakukan hal yang sama sampai pada anak terakhir dalam tim. Kemudian anak yang terakhir tadi harus melihat daftar aslinya dan membandingkan apa saja yang hilang atau berubah.
8. Market game
Seorang anak memulai permainan ini dengan mengatakan “I went to market and bought a pie.” Anak berikutnya harus melanjutkan dengan menambahkan satu benda lagi pada kalimat tersebut. “I went to market and bought a pie and chocolate cake.” Lakukan hal serupa untuk anak berikutnya. Kesimpulan Kegiatan yang menyenangkan melalui games merupakan keniscayaan dalam pengajaran bahasa Inggris untuk anak, namun perlu diperhatikan jangan sampai kita terjebak dalam kondisi “yang penting anak senang dan rame”. Selalu perhatikan proses pembelajaran dan pemerolehan bahasa yang bisa dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan tersebut, salah satunya dengan cara membuat lesson plan yang direncanakan secara matang dengan memperhatikan latar belakang dan kondisi siswa.
0 komentar:
Posting Komentar