Senin, 10 Februari 2014

MAQAMAT ZIKIR

MAQOMAT ZIKIR


Oleh :
Isa Al-Anshoriy Nor Muhammad Ar-Rusni Ibnu Matarja Ibnu Abdurrohim Ibnu Nur Khoyzin Umbulsariy Al-Madyuni


Ada tiga tahapan dalam zikir yaitu yang pertama Penyucian diri menjalankan pertaubatan dengan sepenuhnya, menjalankan perintah Allah dan Rosul, menjauhi laranganNya. Taat kepada Allah, Rosulullah SAW, ulama’, kedua orang tua, guru spiritualnya dan yang terahir pada umara’(pemerintah).

Didalam proses tahap penyucian hingga sampai ahkir hayatnya adalah menjalankan shalat maktubah dan sunah-sunahNya. Seorang salik dalam menempuh jalanya hingga sampai pada ma’rifat tu Allah bergantung pada tahap penyucian diri. Inti dari tahap penyucian diri yaitu kesempurnaan dalam menjalankan shalat maktubah beserta sunah-sunahNya.

Tahap yang kedua adalah konsentrasi dalam berzikir, rajin dan istiqomah dalam mengamalkan zikir yang sudah diajarkan. Zikir yang sebanyak-banyaknya pada waktu pagi, sore dan sepertiga malam. Ada zikir yang jahr ada yang sirr,dan khofi tiada hari tanpa berzikir pada Allah, konsentrasi penuh pada zikir ketika kita mendengar, melihat dan berkata-kata. Sehingga kita merasakan ketika kita bekata-kata dan berbuat sesuatu di lihat, di dengar dan di ketahui oleh Allah  SWT. Puncak konsentrasi zikir adalah tiada merasakan sesuatu apapun.

Dalam tasawuf, kontemplasi atau meditasi di sertai dengan membaca zikir terus menerus baik dengan bacaan keras (jahr) atau pelan hingga didalam hati (sirr). Zikir sebagai pintu gerbang utama untuk mencapai penghayatan ma’rifat pada Allah ta’ala, lafatd zikir bisa dengan asmaul husna atau dengan kalimat laa ilaa ha illa Allah dengan petunjuk guru spiritual.

Sabda  Nabi SAW :
“ Sebaik-baik do’a adalah pada hari arofah, dan sebaik-baik zikir yang aku dan para Nabi sebelumku ucapkan, yaitu kalimat Laa Ilaa Ha Illa Allah wah dahu laa ssyarikalah ( Tiada Tuhan  selain Allah, yang Esa dan tiada ada sekutu bagiNya)

Sabda Nabi SAW :
“ Kalian semua pasti masuk surga, kecuali orang yang membangkang dan melarikan diri, bagaikan seekor unta yang melarikan diri dari majikanya lalu Nabi di tanya : ya rosulullah ! siapakah orang yang membangkang itu? Nabi menjawab yaitu orang yang tidak mau mengucapkan kalimat   Laa Ilaa Ha Illa Allah oleh karena itu, perbanyaklah ucapan Laa Ilaa Ha Illa Allah tersebut sebelum ada penghalang antara kalian dengan kalimat tersebut. Karena sebagai kalimat tauhid, zikir tesebut juga kalimat yang baik, ia juga merupakan ajakan kebenaran, tali yang kuat serta alat penukar surga.”

Manfaat dari faedah zikir menurut Abdurrouf :
1.      Membentuk akhlak/moral yang beradab dan rendah hati.
2.      Di mulyakan Allah di dunia dan akherat
3.      Di lahirkan dari hatinya sifat zuhud ( tidak terpedaya duniawi)
4.      Selalu bergantung pada Allah
5.      Di bukakan hijab antara hamba dengan tuhanNya.


Di sebutkan dalam hadist Qudsi:
“ Jika seorang hamba telah tenggelam dalam berzikir kepadaKu, maka Aku jadikan ketiadaanya sebagai zikir kepadaKu, dan jika hal itu telah terjadi maka ia akan mencintaiKu dan Aku pun akan mencintainya. Jika ia telah mencintaiKu dan Akupun telah mencintainya maka Aku akan mengangkat hijab antara Aku denganya. Dan Aku akan menenggelamkanya dalam keadaan tersebut, ia tidak akan lupa di saat yang lain lengah. Mereka itu benar-benar pahlawan dan mereka itu adalah orang – orang yang apabila aku menurunkan siksaan atau bencana kepada penduduk bumi, maka Aku ingat kepada mereka, sehingga Aku palingkan siksaan atau bencana tersebut dari mereka.   

Pada tahapan ketiga yaitu fana’ fillah (peleburan diri dalam Allah) dan ma’rifat dengan Nya.
Menurut Abdurrouf adalah di perolehnya keyakinan mutlak akan ke Esaan Allah dan tenggelam di dalamNya,  sehingga wujud hamba menjadi hilang dan kembali menjadi tiada. Jika seorang salik telah mampu mencapai tingkatan ini, berarti ia telah sampai pada akhir perjalananya pada Allah.

Wahai murid! semua itu bisa ditempuh dengan cara menenggelamkan diri dalam zikir secara total atas izin Allah SWT. Karena itulah murid ! sehingga ada etika zikir dan cara-cara untuk berzikir.

Adapun berzikir ada 12 hal yang harus di lakukan sebelum berzikir yakni:
1.      Duduk di tempat yang suci
2.      Meletakkan telapak tangan pada kedua paha
3.      Berwangi – wangian di tempat zikir
4.      Memakai pakaian yang suci
5.      Memilih tempat yang sunyi
6.      Memejamkan kedua mata
7.      Mengadapkan wajah kita kepada Allah
8.      Jujur dalam zikir
9.      Ikhlas
10.  Memilih kalimat toyyibah
11.  Menghadirkan ma’na zikir
12.  Meniadakan segala wujud selain allah.

ada tiga hal yang yang di lakukan setelah zikir
1.      Tenang sejenak
2.      Mengatur nafas secara berulang-ulang
3.      Tidak langsung minum air

Mengenai tata  cara  zikir bentuknya  sangatlah beragam harus ada  bimbingan   dari
guru mursyidnya. Guru yang ‘arif , sabar dan tulus ikhlas dalam membimbing. Taat dan patuh pada guru pembimbing nya karena untuk mencapai sesuatunya menyatukan kehendak pada kehendaknya demi tercapainya spiritual yakni dalam mencapai pada martabat tauhid.

            Di dalam praktek zikir di Satariyyah Wa Nufusiyyah  ada beberapa tahapan yang harus di dalami yaitu tahapan zikir kalimat, zikir lafadt, zikir huruf, zikir nafas, zikir anfas, zikir tanafas dan zikir nufus. Ada tujuh tahapan yang harus di lalui oleh seoarang salik :

1.      Zikir kalimat antara lain : seluruh mushaf Al-Qur’an dengan cara membaca , menghayati makna yang terkandung di dalam Al- Qur’an tersebut dan di dalam Al- Qur’an itu mengandungi bahasa Allah, bahasa Muhammad, bahasa Adam. Atau dengan surat al-fatihah, surat al-ikhlas, muawizat tain(falaq, annas), ayat kursi, ahir dari surat al- hasr, hatinya surat attaubah Kalimat Laa Illa ha illa Allah atau dengan Illa Allah. Kalimat yang paling afdol atau kalimah yang paling utama kalimat toyyibah.
2.      Zikir lafadt membaca, menghafal, dan mengetahui arti dari Asmaul husna dan sifat 20 atau bagian tertentu dari asma’ Allah. Al- husna seperti ya hayu, ya qoyum, ya rohman, ya rohim, ya wahid, ya shomad, ya fatah, ya ‘alim dan ismu a’ dlom didalamnya mengandungi sesuatu yang menjadikan Allah itu sangat dekat dan lebih dekat dari pada ruh dan jasatnya  atau yang lain atas petunjuk ilmu syari’at dan di sahkan oleh guru yang membimbingnya.
3.      Zikir huruf adalah zikir yang mengarah pada kata ganti ( dlomir) ada dengan dlomir munfasil rafa’ seperti dengan HU (hua),  atau dengan munfasil nashab HU (iyyahu), ada juga yang menggunakan dlomir muttasil HU (hak Dlomah). Tanyalah pada guru mu mana yang di pakai pada zikir tersebut. Karena ada hubunganya pada bai’at dan tergantung pada masing-masing guru yang membimbing kita, tidak akan mengetahui sebelum merasa, maka jangan mencela sebelum kamu belajar dulu
4.      Zikir nafas ada tiga bagian yaitu:
a.       Nafas jahr
b.      Sirri
c.       Khofi
Isi nafas adalah zat ciptaan Allah sehingga mengenal zat yang masuk dan yang keluar selebihnya tanyakan pada mursyidmu.
5.      Zikir anfas
6.      Zikir tanafas
7.      Zikir nufus

Penulis minta  maaf tidak bisa    menjelaskan   secara   langsung pada publis karena
 untuk  menerima suatu penjelasan tersebut harus melalui tahapan bai’at (masuk islam).

            Banyak orang yang mengaku dirinya islam tetapi di belum pernah masuk islam. Islamnya keturunan dari nenek moyang nya. Belum sebenar-benarnya masuk di dalam islam.

            Pemula pada zikir Satariyyah Wa Nufusiyyah yaitu : Laa Ilaa Ha Illa Allah (disebut Nafi isbat) dengan yang sebanyak-banyak nya untuk pengingkaran dan penegasan ( tiada tuhan yang haq selain Allah) di lanjutkan dengan zikir penegasan dengan menyebut Illa Allah ( tiada sesuatu apapun yang maujud   kecuali Allah) zikir Laa Ilaa Ha Illah Allah suatu usaha untuk melepasakan diri dari pada alam kemanusiaan ( An-nasud), atau zikir kalimah  Laa Illah Ha Illah Allah dan Illa Allah.

            Dalam mendalami zikir Illa Allah dengan zikir yang sebanyak – banyaknya untuk dapat mencapai pada tigkat (at- Tahayyur) sehingga akan tampak alam samawi dengan mengingkari sesuatu selain Allah, dan menegaskan zatNya saja yang Haq.

           
Zikir Allah, Allah, Allah untuk mencapai tingkat pada alam ke maha perkasaan atau ke maha kuasaan ( al- jabarut) dan berahlaklah dengan akhlak Allah, yamg nyata pada kenyataan diri hamba yang mengenai pada asma’ dan sifatnya.

            Zikir Allah hu, Allah hu, Allah hu untuk dapat mencapai inti asma’ dan sifat Tuhan atau pencapaian kenyataan Tuhan pada asma’ dan sifatNya sendiri yang agung.(al- lauhut). Zikir Hu (Huwa) = dia untuk mendapat menyaksikan yang ghoib sehingga dapat menetapkan sesuatu yang wajib ada. Huwa Az-zahir(dia yang lahir) Huwa Al-batin(dia yang batin), sehingga tiada yang lahir dan yang batin, yang ada hanya yang di namai Allah atau Al-Haq. Selebihnya mintalah bimbingan pada mursyid mu atau guru spiritual mu.

             

1 komentar: